PURWARUPA
PALANG PINTU KERETA OTOMATIS YANG TERINTEGRASI DENGAN LAMPU LALU LINTAS
BERBASIS MIKROKONTROLER NUVOTON NUC140VE3CN
Nanda Kurniawan
Teknik Komputer, STMIK Jakarta STI&K, Jakarta
Sekolah
Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer JAKARTA STI&K
Abstrak
Palang pintu perlintasan kereta merupakan salah satu sarana prasarana kereta yang sangat penting. Saat ini dipersimpangan antara rel kereta dengan jalan raya masih banyak terjadi masalah, terutama kecelakaan lalu lintas. Penyebab kecelakaan lalulintas itu sendiri dikarenakan palang pintu pintu perlintasaan kereta yang masih di dijaga secara manual oleh manusai dan itu tidaklah efektif karena masih sering terjadi kesalahan yang menyebakan kecelakaan. Oleh karena itu perlu dibuat suatu alat berupa palang pintu kereta otomatis yang bisa meminimalisir terjadinya kecelakaan.
Aplikasi ini dibuat berupa purwarupa yang menggambarkan aplikasi sesungguhnya. Alat palang pintu kereta otomatis ini mengunakan dua buah sensor infrared dan dikendalikan dengan mikrokontroler nuvoton NUC140VE3CN. Sensor infrared yang digunakan dapat mendeteksi kebereadaan kereta yang akan melintas. Apabila sensor infrared pertama mendeteksi adanya kereta maka motor servo akan bergerak ke bawah sebesar (90o) untuk menutup palang pintu kereta selama kereta melintas, buzzer akan berbunyi sebagai penanda datangnya kereta, lampu lalu lintas akan menyala hijau untuk jalan raya yang jalurnya searah dengan rel kereta dan merah untuk jalan raya yang jalurnya bersinggungan dengan rel kereta. Apabila sensor infrared kedua mendeteksi adanya kereta motor servo akan bergerak ke atas sebesar (0o) untuk membuka palang pintu kereta, buzzer akan berhenti berbunyi. Apabila kedua sensor infrared tidak mendeteksi adanya kereta maka motor servo tidak akan bergerak dan hanya lampu lalu lintas yang akan bekerja normal. Ditambahkanya lampu lalu lintas agar tidak terjadinya penumpukaan kendaraan yang membuat kemacetan di pintu perlintasaan kereta.
Kata Kunci : palang pintu kereta
,lampu lalu lintas ,nuvoton ,otomatis
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada saat ini teknologi mengalami kemajuan pesat di negara-negara
berkembang, khususnya di Indonesia. Teknologi dapat mengalami kemajuan karena
kebutuhan manusia yang sudah beragam jenisnya. Teknologi juga sudah memasuki
bidang transportasi. Salah satu
sarana transportasi yang populer adalah kereta. Selain tarifnya yang terjangkau
oleh kalangan menengah ke bawah, kereta juga dikenal sebagai sarana
transportasi yang cepat serta menjangkau ke berbagai tempat. Pemerintah
melalui PT Kereta Api Indonesia (KAI), BUMN pengelola transportasi kereta,
terus melakukan pembenahan. Mulai dari sarana infrastruktur maupun layanan. Hal
ini demi memberikan kenyamanan bagi masyarakat pengguna kereta. Seiring berjalannya pembenahan pada sistem
transportasi kereta yang dilakukan namun masih tetap ada saja permasalahan yang
timbul, seperti permasalahan dimana palang pintu kereta yang masih dijaga
secara manual oleh manusia.
Seharusnya disetiap persimpangan rel kereta dengan jalan raya dilengkapi dengan
adanya palang pintu perlintasan kereta yang bekerja secara otomatis atau tidak
lagi menggunakan tenaga manusia. Hanya saja tidak semua persimpangan rel
kereta dengan jalan raya memiliki palang pintu perlintasan yang bekerja secara
otomatis dan memiliki peringatan akan datangnya kereta, sehingga dapat
membahayakan para pengguna jalan raya yang melewatinya. Secara umum palang pintu perlintasaan kereta masih menggunkan tenaga manusia dan itu tidak
efektif karena masih sering terjadi kesalahan yang menyebabkan kecelakaan.
Permasalahan lain yang terjadi yaitu disintegrasi waktu datangnya kereta dengan
lampu lalu lintas yang ada pada palang pintu perlintasan kereta, sehingga
terjadi kemacetan. Untuk mencegah hal
tersebut dibuat sistem integrasi antara lampu lalu lintas yang otomatis
mengikuti waktu datangnya kereta. Pada saat kereta lewat jalan raya yang
jalurnya tidak searah dengan rel kereta lampu lalu lintas akan menyala warna
merah dan jalan raya yang jalurnya searah dengan rel kereta lampu lalu lintas
akan menyala warna hijau. Oleh karena itu dibuatlah penelitian berupa Purwarupa Palang Pintu Kereta
Otomatis yang Terintegrasi Dengan Lampu Lalu Lintas Berbasis Mikrokontroler
Nuvoton NUC140VE3CN.
Masalah, Batasan Masalah dan
Metode Penelitian
Masalah dalam pembuatan penelitian
ini adalah bagaimana cara
pembuatan purwarupa palang pintu perlintasan kereta dengan menggunakan
mikrokontroler NUC140VE3CN agar dapat meminimalkan terjadinya kecelakaan
dipersimpangan rel kereta dengan jalan raya dan lampu lalu lintas untuk
mencegah terjadinya kemacetan atau penumpukan kendaraan didepan pintu
perlintasaan kereta.
Sedangkan batasan permasalahan ini adalah perancangan palang pintu kereta otomatis yang di gerakaan menggunakan satu buah motor servo sebagai penggerak palang pintu kereta, satu buah buzzer sebagai penanda datangnya kereta dan led sebagai lampu lalulintas yang dihubungkan dan dikontrol dari mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN yang menerima input dari motor servo.
Uji Coba Keseluruhan
Setelah melakukan pengujian terhadap kinerja alat palang pintu kereta otomatis yang terintegrasi dengan lampu lalu lintas berbasis mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN, maka ada saran agar tercipta kesempurnaan pada alat ini, yaitu :
Sumber :
Sedangkan batasan permasalahan ini adalah perancangan palang pintu kereta otomatis yang di gerakaan menggunakan satu buah motor servo sebagai penggerak palang pintu kereta, satu buah buzzer sebagai penanda datangnya kereta dan led sebagai lampu lalulintas yang dihubungkan dan dikontrol dari mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN yang menerima input dari motor servo.
Dalam
penelitian ini, digunakan beberapa metode penelitian yaitu:
1. Studi
Pustaka
Metode ini dilakukan
untuk mencari sumber-sumber kajian, landasan teori sebagai acuan dalam melakukan perencanaan, percobaan, pembuatan, dan penyusunan laporan.
2. Studi
Laboratorium
Metode ini dilakukan untuk
mencari program yang berhubungan dengan rancangan alat yang menggunakan Nuvoton serta
melakukan uji coba.
3. Studi Lapangan
Metode ini dilakaukan untuk pengumpulan data secara
langsung ditempat yang sesungguhnya.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah
sebuah sistem komputer yang memiliki CPU(Central
Processing Unit), memory, unit Input/Output,
dan peralatan internal lainnya yang terintegrasi dalam sebuah chip yang
digunakan untuk mengontrol rangkaian elektronik. Mikrokontroler digunakan untuk
menjalakan tugas yang spesifik.
Secara teknis terdapat 2 macam
mikrokontroler yaitu RISC dan CISC. RISC(Reduced
Instruction Set Computer) adalah
mikroprosesor yang memiliki instruksi terbatas namun memiliki fasilitas yang
banyak, sedangkan CISC(Complex
Instruction Set Computer) memiliki instruksi lebih lengkap namun memiliki
fasilitas yang terbatas[1]
Dari berbagai macam
jenisnya, Mikrokontroler memiliki bahasa pemrogramannya masaing-masing,
misalnya mikrokontroler BASIC Stamp dengan bahasa pemrograman BASIC,
mikrokontroler Jstamp dengan pemrograman Java, mikrokontroler Nuvoton dengan
pemrograman bahasa C dan lain-lain.
Mikrokontroler ARM
ARM (Advanced RISC Machine) adalah prosesor dengan arsitektur set
intruksi 32bit RISC (Reduced Instruction
Set Computer) yang di kembangkan oleh ARM Holdings. Dalam proses
perkembangannya, akhirnya kekayaan intelektual tentang ARM di beli oleh ARM Ltd
namun ARM Ltd kemudian memutuskan untuk tidak memproduksi ARM prosesor, tetapi
melisensikan desain prosesor tersebut untuk di gabungkan dengan ASIC (Application Specific IC) yang
membutuhkan embedded control (seperti
: mesin cuci, video dekoder, kontrol ethernet hub/router dan sebagainya).
Mikrokontroler Nuvoton NuMicro NUC140
Mikrokontroler Nuvoton NuMicro
NUC140 adalah salah satu mikroprosesor buatan ARM dengan inti Cortex M0. Cortex
M0 adalah prosesor ARM terbaru dengan kinerja 32bit dengan biaya setara dengan
mikrokontroler 8bit. Mikrokontroler NuMicro NUC140 cocok digunakan untuk
kontrol industri dan aplikasi yang membutuhkan fungsi komunikasi khusus. Set
Instruksi yang digunakan oleh ARM Cortex M0 dinamakan set instruksi Thumb. Set
Instruksi ARM Cortex M0 adalah subset dari set instruksi ARM Cortex M0 yang
lain, sehingga program yang di compile
untuk ARM Cortex M0 kompatible dengan prosesor ARM Cortex M0 yang lain. Selain
itu ARM Cortex M0 juga kompatible dengan set instruksi prosesor ARM dari seri
klasik dan Cortex A (ARM Cortex Application
Processor)[2].
LED
LED adalah semikonduktor yang
dapat mengubah energi listrik menjadi cahaya, merupakan perangkat keras dan
padat sehingga lebih unggul dalam ketahanan (durability). Selama ini LED
banyak digunakan pada perangkat elektronik karena ukuran yang kecil, cara
pemasangan praktis, serta konsumsi listrik yang rendah[3].
Gambar 1. Light Emmiting Diode
Inframerah
Inframerah adalah radiasi elektromagnetik
dari panjang gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek
dari radiasi gelombang radio. Radiasi inframerah memiliki jangkauan tiga
“order” dan memiliki panjang gelombang antara 700 nm dan 1 mm. Sinar inframerah
merupakan cahaya yang tidak tampak oleh
mata namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih terasa/dideteksi[4].
Gambar 2. bentuk fisik Inframerah (a) dan Simbol Inframerah (b)
Photodioda
Photodioda adalah
dioda yang bekerja berdasarkan intensitas cahaya, dimana jika photodioda
terkena cahaya nilai tahananya akan menjadi kecil, sehingga arus yang mengalir
semakin besar. tetapi jika tidak mendapatkan cahaya maka photodioda akan
berperan seperti resistor dengan nilai tahanan yang besar, sehingga arus
listrik tidak dapat mengalir[5].
Gambar 3. Bentuk Fisik
Photodioda (a) dan Simbol Photodioda (b)
Motor Servo SG90
Motor servo menggunakan sistem umpan balik tertutup,
di mana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang
ada di dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor DC, serangkaian gear,
potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk
menentukan batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor
servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari
kabel motor. Karena motor DC servo merupakan alat untuk mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik, maka magnit permanent motor DC servo yang mengubah
energi listrik ke dalam energi mekanik melalui interaksi dari dua medan magnit.
Salah satu medan dihasilkan oleh magnit permanent dan yang satunya dihasilkan
oleh arus yang mengalir dalam kumparan motor. Dua medan magnit tersebut
menghasilkan tenaga yang membangkitkan putaran motor tersebut. Saat motor
berputar, arus pada kumparan motor menghasilkan tenaga yang nilainya konstan. Motor Servo SG90 adalah jenis motor servo
yang kecil dan ringan namun memiliki output yang tinggi[6].
Gambar 4. Motor Servo SG90
Buzzer
Buzzer adalah sebuah
komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi
getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer
hampir sama dengan loudspeaker[7].
Gambar 5. Buzzer
Bahasa Pemrograman C
Bahasa C adalah bahasa BCPL (Basic Combined Programming Language) yang dikembangkan oleh Martin Richard pada tahun
1967. Bahasa ini kemudian dikembangkan oleh Ken Thompson menjadi bahasa B pada
tahun 1970. Perkembangan selanjutnya menjadi bahasa C oleh Dennis Riche sekitar
1970-an di Bell Telephone Laboratories
(sekarang adalah AT&T Bell
Laboratories).
Bahasa C pertama kali digunakan di komputer
Digital Equipment Corporation PDP-11 yang menggunakan sisitem oprasi UNIX,
(kurang lebih 90% sistem oprasi UNIX ditulis dalam bahasa C) dan selain itu
banyak bahasa pemrogamaan populer seperti PHP dan Java menggunakan sintaks
dasar yang mirip bahasa C [8].
3. ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT
Analisa
Pada bagian ini akan dilakukan analisa
mengenai rancangan alat palang pintu kereta otomatis yang terintegrasi dengan
lampu lalu lintas dengan menggunakan sensor infrared
berbasis mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN. Palang pintu kereta otomatis
ini secara keseluruhan dikendalikan oleh Mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN.
Alat ini bekerja
setelah mikrokontroler Nuvoton diberi tegangan sebesar 9V. Inti dari rangkaian
ini adalah dua buah sensor infrared
yang berfungi sebagai masukan lalu akan diproses pada mikrokontroler. Apabila
sensor infrared pertama mendeteksi
adanya kereta maka motor servo akan bergerak ke bawah sebesar (90o) untuk
menutup palang pintu kereta selama kereta melintas, buzzer akan berbunyi sebagai penanda datangnya kereta, lampu lalu
lintas akan menyala hijau untuk jalan raya yang jalurnya searah dengan rel
kereta dan merah untuk jalan raya yang jalurnya bersinggungan dengan rel
kereta.
Apabila
sensor infrared kedua mendeteksi
adanya kereta motor servo akan bergerak ke atas sebesar (0o) untuk
membuka palang pintu kereta, buzzer
akan berhenti berbunyi dan lampu lalu lintas akan bekerja normal. Apabila kedua
sensor infrared tidak mendeteksi
adanya kereta maka lampu lalu lintas akan bekerja normal.
Secara garis besar proses
perancangan dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: Diagram blok rangkaian,
prinsip cara kerja alat dan Diagram Alur Program.
Diagram Blok Rangkaian
Diagram Blok Rangkaian merupakan
salah satu bagian terpenting dalam perancangan suatu alat, sehingga dapat
diketahui cara kerja rangkaian keseluruhannya.
Gambar 6. Diagram Blok Rangkaian
Rangkaian
Keseluruhan
Cara kerja
dari rangkain palang pintu kereta otomatis yang terintegrasi dengan lampu lalu
lintas adalah dengan memberikan tegangan sebesar 9V. Rangkaian ini akan bekerja
ketika sensor infrared peratama
mendeteksi adanya kereta, sensor infrared
akan mengirimkan nilai digitalnya ke mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN melalui pin Vcc, GND, dan GPA11 untuk diproses. Setelah
diproses, kemudian
mikrokontroler akan mengirimkan perintah ke motor servo melalui pin GPA13, Vcc, dan GND untuk aktif sehingga
motor servo bergerak ke bawah sebesar (90o) untuk menutup palang pintu
kereta sementara waktu. Selain motor servo mikrokontroler Nuvoton juga
memerintahkan buzzer untuk berbunyi
melalui pin GPB15, menyalakan lampu LED hijau melalui pin GPA10 untuk jalan
raya yang jalurnya searah dengan rel kereta dan menyalakan lampu LED merah
melalui pin GPA6 untuk jalan raya yang jalurnya bersinggungan dengan rel
kereta.
Apabila
sensor infrared kedua mendeteksi
adanya kereta, sensor infrared akan
mengirimkan nilai digitalnya ke
mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN melalui pin Vcc, GND, dan GPA8 untuk diproses kembali. kemudian
mikrokontroler akan mengirimkan perintah ke motor servo melalui pin GPA13, Vcc, dan GND untuk aktif sehingga
motor servo bergerak ke atas sebesar (0o) untuk membuka palang pintu
kereta. Mikrokontroler Nuvoton juga memerintahkan buzzer untuk berhenti berbunyi melalui pin GPB15 dan memerintahkan
lampu lalu lintas untuk bekerja normal.
Apabila kedua sensor tidak mendeteksi adanya kereta, mikrokontroler Nuvoton
NUC140VE3CN tidak akan memerintahkan motor servo untuk bergerak dan
lampu lalu lintas akan bekerja normal.
Diagram Alur
Program
Sebelum menyusun suatu
program pada mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN, hal pertama yang harus
dilakukan adalah menyusun diagram alur program atau flowchart yang digunakan sebagai acuan dari pemrograman pada
mikrokontroler.
Gambar 7. Diagram Alur Rangkaian
Keterangan :
- LED hijau 1 adalah LED hijau yang menyala pada lampu lalu lintas untuk jalan raya yang jalurnya searah dengan rel kereta
- LED merah 2 adalah LED merah yang menyala pada lampu lalu lintas untuk jalan raya yang jalurnya bersinggungan dengan rel kereta.
Berikut ini
adalah penjabaran diagram alur:
- Program dimulai dengan inisialisasi port sistem yaitu dengan mempersiapkan pin pada mikrokontroler nuvoton beserta komponen yang terhubung.
- Setelah inisialisasi port sistem selesai, selanjutnya lampu lalu lintas akan langsung bekerja aktif secara normal.
- Apabila sensor pertama mendeteksi adanya kereta maka motor servo akan aktif sebesar (90o) untuk menutup palang pintu kereta selama sementara waktu, buzzer akan berbunyi sebagai penanda datangnya kereta, LED hijau 1 akan menyala dan LED merah 2 akan menyala.
- Jika sensor pertama tidak mendeteksi kereta maka lampu lalu lintas akan tetap bekerja normal.
- Selanjutnya apabila sensor kedua mendeteksi adanya kereta maka motor servo akan aktif sebesar (0o) untuk membuka palang pintu kereta, buzzer akan berhenti berbunyi dan lampu lalu lintas bekerja normal.
- Jika sensor kedua tidak mendeteksi adanya kereta maka motor servo akan tetap berada pada keadaan (90o) yaitu tetap menutup palang pintu kereta, setelah kereta melewati sensor kedua barulah motor servo akan berubah pada keadaan (0o) yaitu palang pintu kereta akan terbuka kembali.
4. UJI COBA ALAT
Tahapan Uji Coba Alat
Untuk mengoperasikan alat palang pintu
kereta otomatis menggunakan sensor Infrared
berbasis mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN, Adapun tahapan-tahapan yang
dilakukan untuk melakukan pengujian alat adalah :
- Menyiapkan mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN.
- Menyiapkan alat atau komponen yang akan diuji coba
- Menghubungkan alat atau kompnen dengan mikrokontroler Nuvoton Setelah alat terhubung dengan mikrokontroler Nuvoton, maka alat siap untuk diuji coba.
- Menjalankan miniatur kereta supaya sensor infrared dapat mendeteksi kereta, sehingga mikrokontroler Nuvoton dapat melakukan proses dan memberikan keluaran berupa lampu led yang menyala untuk lampu lalu lintas, buzzer berbunyi sebagai penanda datangnya kereta dan pergerakan pada motor servo untuk membuka dan menutup palang pintu kereta
Uji Coba Keseluruhan
Selanjutnya
adalah melakukan uji coba keseluruhan sistem dengan mengimplementasikan menggunakan purwarupa
yang sudah dibuat. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui bahwa semua komponen
dapat bekerja dengan baik.
Gambar 8. Tampilan Alat Secara Keseluruhan
Untuk melakukan uji coba pada purwarupa yang telah dibuat
hubungan mikrokontroler Nuvoton dengan catu daya sebesar 9V. Setelah itu alat
akan langsung menyala. Pada saat sensor pertama dan sensor kedua tidak
mendeteksi adanya kereta maka lampu lalu lintas akan bekerja normal.
Gambar 9. Tampilan Sensor Pertama dan Kedua Tidak Menerima Kereta
Jika sensor pertama mendeteksi datangnya kereta, palang
pintu kereta akan bergerak ke bawah sebesar (90o) untuk menutup
palang pintu kereta selama sementara waktu, buzzer
akan berbunyi sebagai penanda datangnya kereta, lampu lalu lintas akan menyala
warna hijau untuk jalan raya yang jalurnya searah dengan rel kereta dan lampu
lalu lintas akan menyala warna merah untuk jalan raya yang jalurnya
bersinggungan dengan rel kereta.
Gambar 10. Tampilan Sensor Pertama Mendeteksi Adanya Kereta
Ketika kereta telah melewati sensor pertama maka otomatis sensor kedua akan
langsung mendeteksi adanya kereta, sehingga palang pintu kereta akan bergerak
ke atas sebesar (0o) untuk membuka palang pintu kereta dan buzzer
akan berhenti berbunyi.
Gambar 11. Tampilan Sensor Kedua Mendeteksi Adanya Kereta
Setelah sensor kedua membuka palang pintu
kereta dan mematikan buzzer, lampu
lalu lintas akan tetap pada keadaan yang sama yaitu warna hijau untuk jalan
raya yang jalurnya searah dengan rel kereta dan warna merah untuk jalan raya
yang jalurnya bersinggungan dengan rel kereta. Selanjutnya kereta akan langsung
melewati sensor kedua. Pada saat kereta sudah melewati sensor kedua maka lampu
lalu lintas akan bekerja normal kembali.
Gambar 12. Tampilan Sensor Kedua Tidak Mendeteksi Adanya Kereta
5. SIMPULAN DAN SARAN
Dari
hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap alat palang pintu
kereta otomatis yang terintegrasi dengan lampu lalu lintas berbasis
mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN, maka dapat disimpulkan bahwa :
- Alat palang pintu kereta otomatis yang dirancang berhasil digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya kereta yang akan melintas secara otomatis.
- Palang pintu kereta akan aktif bergerak membuka dan menutup apabila sensor pertama sudah mendeteksi adanya kereta terlebih dahulu, jika sensor pertama tidak mendeteksi adanya kereta maka palang pintu kereta tidak akan bergerak dan hanya lampu lalu lintas yang akan bekerja normal.
- Pengujian dilakukan untuk mengetahui respon dari tiap komponen baik secara teknis maupun fungsional
Setelah melakukan pengujian terhadap kinerja alat palang pintu kereta otomatis yang terintegrasi dengan lampu lalu lintas berbasis mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN, maka ada saran agar tercipta kesempurnaan pada alat ini, yaitu :
- Pada penelitian selanjutnya dapat dikembangkan mengenai pembuatan alat palang pintu kereta otomatis ini dengan menambahkan komponen lain, seperti LCD sebagai penanda peringatan bahwa kereta akan melintas.
- Pada penelitian selanjutnya adanya pengembangan lagi dari purwarupa ini, seperti dapat mengganti sensor infrared dengan sensor yang lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
- Ari Beni Santoso, Martinus dan Sugiyanto “PEMBUATAN OTOMASI PENGATURAN KERETA API, PENGEREMAN DAN PALANG PINTU PADA REL KERETA API MAINAN BERBASIS MIKROKONTROLER”, Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013
- Putra, A.E dan Anthony, C.A, 2012, Petunjuk Praktikum Nuvoton NUC140 ARM Cortex M0, AAERG – ELINS, UGM
- Diding Suhardi, “PROTOTIPE CONTROLLER LAMPU PENERANGAN LED (LIGHT EMITTING DIODE) INDEPENDENT BERTENAGA SURYA”, JURNAL GAMMA, ISSN 2086-3071, Volume 10, Nomor 1, September 2014.
- Decy Nataliana, Iqbal Syamsu dan Galih Giantara. ”Sistem Monitoring Parkir Mobil Menggunakan Sensor Infrared berbasis RASPBERRY PI” Jurnal ELKOMIKA In¬stitut Teknologi Nasional Bandung. Teknik Elektro Itenas | No.1 | Vol. 2 Januari - Juni 2014.
- Prayoga Perdana Putra. “APLIKASI SENSOR PHOTODIODA PADA ROBOT MICROMOUSE PENCARI TUJUAN PADA LABIRIN BERUKURAN 18 x 18 CM UNTUK 5 BARIS DAN 5 KOLOM SEL”, POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA, PALEMBANG 2015.
- Sujarwata. “PENGENDALI MOTOR SERVO BERBASIS MIKROKONTROLER BASIC STAMP 2SX UNTUK MENGGAMBARKAN SISTEM ROBOTIKA”, Universitas Negeri Semarang (UNNES) Semarang. Volume V, Nomor 1, Mei 2013.
- Syahrul. “Karakteristik dan Pengontrolan Servomotor”, Majalah Ilmiah UNIKOM, Vol.8, No.2, Halaman 143.
- Sulistyowati, Riny dan Dwi Febrianto, Dedi. 2012. “Perancangan Prototype System Kontrol dan Monitoring Pembatas Daya Listrik Berbasis Mikrokontroler”, Jurnal IPTEK Vol.16 No, 1 Mei 2012.
- Dian Wirdasari. “Membuat Program dengan Menggunakan Bahasa C”, Jurnal SAINTIKOM Vol.8, No. 1 Januari 2010.
Ig : _Nandakurniawan
Twtter : N_Kurniawan_
Email : Nandakurniawan.jakarta@gmail.com
No comments:
Post a Comment