Tuesday, April 21, 2020

Jurnal Palang Pintu Kereta Otomatis



PURWARUPA PALANG PINTU KERETA OTOMATIS YANG TERINTEGRASI DENGAN LAMPU LALU LINTAS BERBASIS MIKROKONTROLER NUVOTON NUC140VE3CN

Nanda Kurniawan
Teknik Komputer, STMIK Jakarta STI&K, Jakarta
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer JAKARTA STI&K

Abstrak

        Palang pintu perlintasan kereta merupakan salah satu sarana prasarana kereta yang sangat penting. Saat ini dipersimpangan antara rel kereta dengan jalan raya masih banyak terjadi masalah, terutama kecelakaan lalu lintas. Penyebab kecelakaan lalulintas itu sendiri dikarenakan palang pintu pintu perlintasaan kereta yang masih di dijaga secara manual oleh manusai dan itu tidaklah efektif karena masih sering terjadi kesalahan yang menyebakan kecelakaan. Oleh karena itu perlu dibuat suatu alat berupa palang pintu kereta otomatis yang bisa meminimalisir terjadinya kecelakaan. 


     Aplikasi ini dibuat berupa purwarupa yang menggambarkan aplikasi sesungguhnya. Alat palang pintu kereta otomatis ini mengunakan dua buah sensor infrared dan dikendalikan dengan mikrokontroler nuvoton NUC140VE3CN. Sensor infrared yang digunakan dapat mendeteksi kebereadaan kereta yang akan melintas. Apabila sensor infrared pertama mendeteksi adanya kereta maka motor servo akan bergerak ke bawah sebesar (90o) untuk menutup palang pintu kereta selama kereta melintas, buzzer akan berbunyi sebagai penanda datangnya kereta, lampu lalu lintas akan menyala hijau untuk jalan raya yang jalurnya searah dengan rel kereta dan merah untuk jalan raya yang jalurnya bersinggungan dengan rel kereta. Apabila sensor infrared kedua mendeteksi adanya kereta motor servo akan bergerak ke atas sebesar (0o) untuk membuka palang pintu kereta, buzzer akan berhenti berbunyi. Apabila kedua sensor infrared tidak mendeteksi adanya kereta maka motor servo tidak akan bergerak dan hanya lampu lalu lintas yang akan bekerja normal. Ditambahkanya lampu lalu lintas agar tidak terjadinya penumpukaan kendaraan yang membuat kemacetan di pintu perlintasaan kereta.

Kata Kunci : palang pintu kereta ,lampu lalu lintas ,nuvoton ,otomatis


1. PENDAHULUAN

Latar Belakang
     Pada saat ini teknologi mengalami kemajuan pesat di negara-negara berkembang, khususnya di Indonesia. Teknologi dapat mengalami kemajuan karena kebutuhan manusia yang sudah beragam jenisnya. Teknologi juga sudah memasuki bidang transportasi. Salah satu sarana transportasi yang populer adalah kereta. Selain tarifnya yang terjangkau oleh kalangan menengah ke bawah, kereta juga dikenal sebagai sarana transportasi yang cepat serta menjangkau ke berbagai tempat. Pemerintah melalui PT Kereta Api Indonesia (KAI), BUMN pengelola transportasi kereta, terus melakukan pembenahan. Mulai dari sarana infrastruktur maupun layanan. Hal ini demi memberikan kenyamanan bagi masyarakat pengguna kereta. Seiring berjalannya pembenahan pada sistem transportasi kereta yang dilakukan namun masih tetap ada saja permasalahan yang timbul, seperti permasalahan dimana palang pintu kereta yang masih dijaga secara manual oleh manusia. Seharusnya disetiap persimpangan rel kereta dengan jalan raya dilengkapi dengan adanya palang pintu perlintasan kereta yang bekerja secara otomatis atau tidak lagi menggunakan tenaga manusia. Hanya saja tidak semua persimpangan rel kereta dengan jalan raya memiliki palang pintu perlintasan yang bekerja secara otomatis dan memiliki peringatan akan datangnya kereta, sehingga dapat membahayakan para pengguna jalan raya yang melewatinya. Secara umum palang pintu perlintasaan kereta masih menggunkan tenaga manusia dan itu tidak efektif karena masih sering terjadi kesalahan yang menyebabkan kecelakaan. Permasalahan lain yang terjadi yaitu disintegrasi waktu datangnya kereta dengan lampu lalu lintas yang ada pada palang pintu perlintasan kereta, sehingga terjadi kemacetan. Untuk mencegah  hal tersebut dibuat sistem integrasi antara lampu lalu lintas yang otomatis mengikuti waktu datangnya kereta. Pada saat kereta lewat jalan raya yang jalurnya tidak searah dengan rel kereta lampu lalu lintas akan menyala warna merah dan jalan raya yang jalurnya searah dengan rel kereta lampu lalu lintas akan menyala warna hijau. Oleh karena itu dibuatlah penelitian berupa Purwarupa Palang Pintu Kereta Otomatis yang Terintegrasi Dengan Lampu Lalu Lintas Berbasis Mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN.

Masalah, Batasan Masalah dan Metode Penelitian
    Masalah dalam pembuatan penelitian ini adalah bagaimana cara pembuatan purwarupa palang pintu perlintasan kereta dengan menggunakan mikrokontroler NUC140VE3CN agar dapat meminimalkan terjadinya kecelakaan dipersimpangan rel kereta dengan jalan raya dan lampu lalu lintas untuk mencegah terjadinya kemacetan atau penumpukan kendaraan didepan pintu perlintasaan kereta. 
     Sedangkan batasan permasalahan ini adalah perancangan palang pintu kereta otomatis yang di gerakaan menggunakan satu buah motor servo sebagai penggerak palang pintu kereta, satu buah buzzer sebagai penanda datangnya kereta dan led sebagai lampu lalulintas yang dihubungkan dan dikontrol dari mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN yang menerima input dari motor servo.


Dalam penelitian ini, digunakan beberapa metode penelitian yaitu:

1.    Studi Pustaka
Metode ini dilakukan untuk mencari sumber-sumber kajian, landasan teori sebagai acuan dalam melakukan perencanaan, percobaan, pembuatan, dan penyusunan laporan.

2.    Studi Laboratorium
Metode ini dilakukan untuk mencari program yang berhubungan dengan rancangan alat yang menggunakan Nuvoton serta melakukan uji coba.

3. Studi Lapangan
Metode ini dilakaukan untuk pengumpulan data secara langsung ditempat yang sesungguhnya.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Mikrokontroler
     Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer yang memiliki CPU(Central Processing Unit), memory, unit Input/Output, dan peralatan internal lainnya yang terintegrasi dalam sebuah chip yang digunakan untuk mengontrol rangkaian elektronik. Mikrokontroler digunakan untuk menjalakan tugas yang spesifik. 
    Secara teknis terdapat 2 macam mikrokontroler yaitu RISC dan CISC. RISC(Reduced Instruction Set Computer)  adalah mikroprosesor yang memiliki instruksi terbatas namun memiliki fasilitas yang banyak, sedangkan CISC(Complex Instruction Set Computer) memiliki instruksi lebih lengkap namun memiliki fasilitas yang terbatas[1]
   Dari berbagai macam jenisnya, Mikrokontroler memiliki bahasa pemrogramannya masaing-masing, misalnya mikrokontroler BASIC Stamp dengan bahasa pemrograman BASIC, mikrokontroler Jstamp dengan pemrograman Java, mikrokontroler Nuvoton dengan pemrograman bahasa C dan lain-lain.

Mikrokontroler ARM
ARM (Advanced RISC Machine) adalah prosesor dengan arsitektur set intruksi 32bit RISC (Reduced Instruction Set Computer) yang di kembangkan oleh ARM Holdings. Dalam proses perkembangannya, akhirnya kekayaan intelektual tentang ARM di beli oleh ARM Ltd namun ARM Ltd kemudian memutuskan untuk tidak memproduksi ARM prosesor, tetapi melisensikan desain prosesor tersebut untuk di gabungkan dengan ASIC (Application Specific IC) yang membutuhkan embedded control (seperti : mesin cuci, video dekoder, kontrol ethernet hub/router dan sebagainya).

       Mikrokontroler Nuvoton NuMicro NUC140
           Mikrokontroler Nuvoton NuMicro NUC140 adalah salah satu mikroprosesor buatan ARM dengan inti Cortex M0. Cortex M0 adalah prosesor ARM terbaru dengan kinerja 32bit dengan biaya setara dengan mikrokontroler 8bit. Mikrokontroler NuMicro NUC140 cocok digunakan untuk kontrol industri dan aplikasi yang membutuhkan fungsi komunikasi khusus. Set Instruksi yang digunakan oleh ARM Cortex M0 dinamakan set instruksi Thumb. Set Instruksi ARM Cortex M0 adalah subset dari set instruksi ARM Cortex M0 yang lain, sehingga program yang di compile untuk ARM Cortex M0 kompatible dengan prosesor ARM Cortex M0 yang lain. Selain itu ARM Cortex M0 juga kompatible dengan set instruksi prosesor ARM dari seri klasik dan Cortex A (ARM Cortex Application Processor)[2].
       
       LED
            LED adalah semikonduktor yang dapat mengubah energi listrik menjadi cahaya, merupakan perangkat keras dan padat sehingga lebih unggul dalam ketahanan (durability). Selama ini LED banyak digunakan pada perangkat elektronik karena ukuran yang kecil, cara pemasangan praktis, serta konsumsi listrik yang rendah[3].

Gambar 1. Light Emmiting Diode



Inframerah
      Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio. Radiasi inframerah memiliki jangkauan tiga “order” dan memiliki panjang gelombang antara 700 nm dan 1 mm. Sinar inframerah merupakan cahaya yang tidak tampak oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih terasa/dideteksi[4].



Gambar 2. bentuk fisik Inframerah (a) dan Simbol Inframerah (b)


Photodioda
Photodioda adalah dioda yang bekerja berdasarkan intensitas cahaya, dimana jika photodioda terkena cahaya nilai tahananya akan menjadi kecil, sehingga arus yang mengalir semakin besar. tetapi jika tidak mendapatkan cahaya maka photodioda akan berperan seperti resistor dengan nilai tahanan yang besar, sehingga arus listrik tidak dapat mengalir[5].


                                Gambar 3. Bentuk Fisik Photodioda (a) dan Simbol Photodioda (b)



Motor Servo SG90
Motor servo menggunakan sistem umpan balik tertutup, di mana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor DC, serangkaian gear, potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor. Karena motor DC servo merupakan alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, maka magnit permanent motor DC servo yang mengubah energi listrik ke dalam energi mekanik melalui interaksi dari dua medan magnit. Salah satu medan dihasilkan oleh magnit permanent dan yang satunya dihasilkan oleh arus yang mengalir dalam kumparan motor. Dua medan magnit tersebut menghasilkan tenaga yang membangkitkan putaran motor tersebut. Saat motor berputar, arus pada kumparan motor menghasilkan tenaga yang nilainya konstan. Motor Servo SG90 adalah jenis motor servo yang kecil dan ringan namun memiliki output yang tinggi[6].
Gambar 4. Motor Servo SG90


Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loudspeaker[7].

Gambar 5. Buzzer

Bahasa Pemrograman C
Bahasa C adalah bahasa BCPL (Basic Combined Programming Language) yang dikembangkan oleh Martin Richard pada tahun 1967. Bahasa ini kemudian dikembangkan oleh Ken Thompson menjadi bahasa B pada tahun 1970. Perkembangan selanjutnya menjadi bahasa C oleh Dennis Riche sekitar 1970-an di Bell Telephone Laboratories (sekarang adalah AT&T Bell Laboratories). 

Bahasa C pertama kali digunakan di komputer Digital Equipment Corporation PDP-11 yang menggunakan sisitem oprasi UNIX, (kurang lebih 90% sistem oprasi UNIX ditulis dalam bahasa C) dan selain itu banyak bahasa pemrogamaan populer seperti PHP dan Java menggunakan sintaks dasar yang mirip bahasa C [8].


3. ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

Analisa
Pada bagian ini akan dilakukan analisa mengenai rancangan alat palang pintu kereta otomatis yang terintegrasi dengan lampu lalu lintas dengan menggunakan sensor infrared berbasis mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN. Palang pintu kereta otomatis ini secara keseluruhan dikendalikan oleh Mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN.

Alat ini bekerja setelah mikrokontroler Nuvoton diberi tegangan sebesar 9V. Inti dari rangkaian ini adalah dua buah sensor infrared yang berfungi sebagai masukan lalu akan diproses pada mikrokontroler. Apabila sensor infrared pertama mendeteksi adanya kereta maka motor servo akan bergerak ke bawah sebesar (90o) untuk menutup palang pintu kereta selama kereta melintas, buzzer akan berbunyi sebagai penanda datangnya kereta, lampu lalu lintas akan menyala hijau untuk jalan raya yang jalurnya searah dengan rel kereta dan merah untuk jalan raya yang jalurnya bersinggungan dengan rel kereta.

Apabila sensor infrared kedua mendeteksi adanya kereta motor servo akan bergerak ke atas sebesar (0o) untuk membuka palang pintu kereta, buzzer akan berhenti berbunyi dan lampu lalu lintas akan bekerja normal. Apabila kedua sensor infrared tidak mendeteksi adanya kereta maka lampu lalu lintas akan bekerja normal.

Secara garis besar proses perancangan dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: Diagram blok rangkaian, prinsip cara kerja alat dan Diagram Alur Program.

Diagram Blok Rangkaian
Diagram Blok Rangkaian merupakan salah satu bagian terpenting dalam perancangan suatu alat, sehingga dapat diketahui cara kerja rangkaian keseluruhannya.

                                                      Gambar 6. Diagram Blok Rangkaian

Rangkaian Keseluruhan
Cara kerja dari rangkain palang pintu kereta otomatis yang terintegrasi dengan lampu lalu lintas adalah dengan memberikan tegangan sebesar 9V. Rangkaian ini akan bekerja ketika sensor infrared peratama mendeteksi adanya kereta, sensor infrared akan mengirimkan nilai digitalnya ke mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN melalui pin Vcc, GND, dan GPA11 untuk diproses. Setelah diproses, kemudian mikrokontroler akan mengirimkan perintah ke motor servo melalui pin GPA13, Vcc, dan GND untuk aktif sehingga motor servo bergerak ke bawah sebesar (90o) untuk menutup palang pintu kereta sementara waktu. Selain motor servo mikrokontroler Nuvoton juga memerintahkan buzzer untuk berbunyi melalui pin GPB15, menyalakan lampu LED hijau melalui pin GPA10 untuk jalan raya yang jalurnya searah dengan rel kereta dan menyalakan lampu LED merah melalui pin GPA6 untuk jalan raya yang jalurnya bersinggungan dengan rel kereta.

Apabila sensor infrared kedua mendeteksi adanya kereta, sensor infrared akan mengirimkan nilai digitalnya ke mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN melalui pin Vcc, GND, dan GPA8 untuk diproses kembali. kemudian mikrokontroler akan mengirimkan perintah ke motor servo melalui pin GPA13, Vcc, dan GND untuk aktif sehingga motor servo bergerak ke atas sebesar (0o) untuk membuka palang pintu kereta. Mikrokontroler Nuvoton juga memerintahkan buzzer untuk berhenti berbunyi melalui pin GPB15 dan memerintahkan lampu lalu lintas untuk bekerja normal.

Apabila kedua sensor tidak mendeteksi adanya kereta, mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN tidak akan memerintahkan motor servo untuk bergerak dan lampu lalu lintas akan bekerja normal.

Diagram Alur Program
Sebelum menyusun suatu program pada mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN, hal pertama yang harus dilakukan adalah menyusun diagram alur program atau flowchart yang digunakan sebagai acuan dari pemrograman pada mikrokontroler.


                                                          Gambar 7. Diagram Alur Rangkaian

Keterangan :
  1. LED hijau 1 adalah LED hijau yang menyala pada lampu lalu lintas untuk  jalan raya yang jalurnya searah dengan rel kereta
  2. LED merah 2 adalah LED merah yang menyala pada lampu lalu lintas untuk jalan raya yang jalurnya bersinggungan dengan rel kereta.


Berikut ini adalah penjabaran diagram alur: 
  1. Program dimulai dengan inisialisasi port sistem yaitu dengan mempersiapkan pin pada mikrokontroler nuvoton beserta komponen yang terhubung.
  2. Setelah inisialisasi port sistem selesai, selanjutnya lampu lalu lintas akan langsung bekerja aktif secara normal.
  3. Apabila sensor pertama mendeteksi adanya kereta maka motor servo akan aktif sebesar (90o) untuk menutup palang pintu kereta selama sementara waktu, buzzer akan berbunyi sebagai penanda    datangnya kereta, LED hijau 1 akan menyala dan LED merah 2 akan menyala.
  4. Jika sensor pertama tidak mendeteksi kereta maka lampu lalu lintas akan tetap bekerja normal.
  5. Selanjutnya apabila sensor kedua mendeteksi adanya kereta maka motor servo akan aktif sebesar (0o) untuk membuka palang pintu kereta, buzzer akan berhenti berbunyi dan lampu lalu lintas bekerja normal.
  6. Jika sensor kedua tidak mendeteksi adanya kereta maka motor servo akan tetap berada pada keadaan (90o) yaitu tetap menutup palang pintu kereta, setelah kereta melewati sensor kedua barulah motor servo akan berubah pada  keadaan (0o) yaitu palang pintu kereta akan terbuka kembali.


4. UJI COBA ALAT

Tahapan Uji Coba Alat
Untuk mengoperasikan alat palang pintu kereta otomatis menggunakan sensor Infrared berbasis mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN, Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan untuk melakukan pengujian alat adalah : 
  1. Menyiapkan mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN.  
  2. Menyiapkan alat atau komponen yang akan diuji coba 
  3. Menghubungkan alat atau kompnen dengan mikrokontroler Nuvoton Setelah alat terhubung dengan mikrokontroler Nuvoton, maka alat siap untuk diuji coba.
  4. Menjalankan miniatur kereta supaya sensor infrared dapat mendeteksi kereta, sehingga mikrokontroler Nuvoton dapat melakukan proses dan memberikan keluaran berupa lampu led yang menyala untuk lampu lalu lintas, buzzer berbunyi sebagai penanda datangnya kereta dan pergerakan pada motor servo untuk membuka dan menutup palang pintu kereta

       Uji Coba Keseluruhan
Selanjutnya adalah melakukan uji coba keseluruhan sistem dengan mengimplementasikan menggunakan purwarupa yang sudah dibuat. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui bahwa semua komponen dapat bekerja dengan baik.

                                           Gambar 8. Tampilan Alat Secara Keseluruhan

Untuk melakukan uji coba pada purwarupa yang telah dibuat hubungan mikrokontroler Nuvoton dengan catu daya sebesar 9V. Setelah itu alat akan langsung menyala. Pada saat sensor pertama dan sensor kedua tidak mendeteksi adanya kereta maka lampu lalu lintas akan bekerja normal.

                  Gambar 9. Tampilan Sensor Pertama dan Kedua Tidak Menerima Kereta

Jika sensor pertama mendeteksi datangnya kereta, palang pintu kereta akan bergerak ke bawah sebesar (90o) untuk menutup palang pintu kereta selama sementara waktu, buzzer akan berbunyi sebagai penanda datangnya kereta, lampu lalu lintas akan menyala warna hijau untuk jalan raya yang jalurnya searah dengan rel kereta dan lampu lalu lintas akan menyala warna merah untuk jalan raya yang jalurnya bersinggungan dengan rel kereta.

                         Gambar 10. Tampilan Sensor Pertama Mendeteksi Adanya Kereta

Ketika kereta telah melewati sensor pertama maka otomatis sensor kedua akan langsung mendeteksi adanya kereta, sehingga palang pintu kereta akan bergerak ke atas sebesar (0o) untuk membuka palang pintu kereta dan  buzzer akan berhenti berbunyi.


                    Gambar 11. Tampilan Sensor Kedua Mendeteksi Adanya Kereta

Setelah sensor kedua membuka palang pintu kereta dan mematikan buzzer, lampu lalu lintas akan tetap pada keadaan yang sama yaitu warna hijau untuk jalan raya yang jalurnya searah dengan rel kereta dan warna merah untuk jalan raya yang jalurnya bersinggungan dengan rel kereta. Selanjutnya kereta akan langsung melewati sensor kedua. Pada saat kereta sudah melewati sensor kedua maka lampu lalu lintas akan bekerja normal kembali.

                  Gambar 12. Tampilan Sensor Kedua Tidak Mendeteksi Adanya Kereta




5. SIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap alat palang pintu kereta otomatis yang terintegrasi dengan lampu lalu lintas berbasis mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN, maka dapat disimpulkan bahwa :
  1. Alat palang pintu kereta otomatis yang dirancang berhasil digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya kereta yang akan melintas secara otomatis.
  2. Palang pintu kereta akan aktif bergerak membuka dan menutup apabila sensor pertama sudah mendeteksi adanya kereta terlebih dahulu, jika sensor pertama tidak mendeteksi adanya kereta maka palang pintu kereta tidak akan bergerak dan hanya lampu lalu lintas yang akan bekerja normal.
  3. Pengujian dilakukan untuk mengetahui respon dari tiap komponen baik secara teknis maupun fungsional

Setelah melakukan pengujian terhadap kinerja alat palang pintu kereta otomatis yang terintegrasi dengan lampu lalu lintas berbasis mikrokontroler Nuvoton NUC140VE3CN, maka ada saran agar tercipta kesempurnaan pada alat ini, yaitu :
  1. Pada penelitian selanjutnya dapat dikembangkan mengenai pembuatan alat palang pintu kereta otomatis ini dengan menambahkan komponen lain, seperti LCD sebagai penanda peringatan bahwa kereta akan melintas.
  2. Pada penelitian selanjutnya adanya pengembangan lagi dari purwarupa ini, seperti dapat mengganti sensor infrared dengan sensor yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
  1. Ari Beni Santoso, Martinus dan Sugiyanto “PEMBUATAN OTOMASI PENGATURAN KERETA API, PENGEREMAN DAN PALANG PINTU PADA REL KERETA API MAINAN BERBASIS MIKROKONTROLER”, Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013
  2. Putra, A.E dan Anthony, C.A, 2012, Petunjuk Praktikum Nuvoton NUC140 ARM Cortex M0, AAERG – ELINS, UGM
  3. Diding Suhardi, “PROTOTIPE CONTROLLER LAMPU PENERANGAN LED (LIGHT EMITTING DIODE) INDEPENDENT BERTENAGA SURYA”, JURNAL GAMMA, ISSN 2086-3071, Volume 10, Nomor 1, September 2014.
  4. Decy Nataliana, Iqbal Syamsu dan Galih Giantara. ”Sistem Monitoring Parkir Mobil Menggunakan Sensor Infrared berbasis RASPBERRY PI” Jurnal ELKOMIKA In¬stitut Teknologi Nasional Bandung. Teknik Elektro Itenas | No.1 | Vol. 2 Januari - Juni 2014.
  5. Prayoga Perdana Putra. “APLIKASI SENSOR PHOTODIODA PADA ROBOT MICROMOUSE PENCARI TUJUAN PADA LABIRIN BERUKURAN 18 x 18 CM UNTUK 5 BARIS DAN 5 KOLOM SEL”, POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA, PALEMBANG 2015.
  6. Sujarwata. “PENGENDALI MOTOR SERVO BERBASIS MIKROKONTROLER BASIC STAMP 2SX UNTUK MENGGAMBARKAN SISTEM ROBOTIKA”, Universitas Negeri Semarang (UNNES) Semarang. Volume V, Nomor 1, Mei 2013.
  7. Syahrul. “Karakteristik dan Pengontrolan Servomotor”, Majalah Ilmiah UNIKOM, Vol.8, No.2, Halaman 143.
  8. Sulistyowati, Riny dan Dwi Febrianto, Dedi. 2012. “Perancangan Prototype System Kontrol dan Monitoring Pembatas Daya Listrik Berbasis Mikrokontroler”, Jurnal IPTEK Vol.16 No, 1 Mei 2012.
  9. Dian Wirdasari. “Membuat Program dengan Menggunakan Bahasa C”, Jurnal SAINTIKOM Vol.8, No. 1 Januari 2010.



Sumber : 
Ig         : _Nandakurniawan
Twtter : N_Kurniawan_
Email  : Nandakurniawan.jakarta@gmail.com



















No comments: